Sunday, November 29, 2020

Benarkah Yesus itu Tuhan kerana disembah?


BENARKAH YESUS ITU TUHAN KERANA DISEMBAH?


Diantara dakwaan ketuhanan Yesus yang kerap dijaja oleh penganut Kristian ialah Yesus menerima sembahan. Diantara sekian banyak hujah-hujah yang mereka gunakan didalam Al-Kitab antaranya ialah :

Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem. (Matius 2:1) dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." (Matius 2:2)

Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. (Matius 2:11)

Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah." (Matius 14:33)

Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.(Matius 28:17)

Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, (Markus 5:6)

Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. (Lukas 24:52)

Laman Gotquestions.org ketika mengulas berkenaan 'penyembahan' kepada Yesus menyebut :

Menyembah berarti "penghormatan yang diberikan kepada sosok illahi." Jika Yesus disembah dan menerima penyembahan, maka Ia sedang menegaskan keillahianNya. Ini penting karena adapun orang yang menolak keillahian Kristus, mengesampingkanNya kepada posisi yang bukan illahi. Ya, Yesus menerima disembah. Sebagai Pribadi kedua dari Tritunggal, pada waktu itu maupun sekarang tetap disembah.

Didalam ayat lain, mereka berhujah penyembahan kepada manusia atau malaikat adalah praktik yang dilarang. Umpamanya didalam Kisah Para Rasul 10:25 dan 26 disebutkan :

Ketika Petrus masuk, datanglah Kornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur di depan kakinya, ia menyembah Petrus. Tetapi Petrus menegakkan dia, katanya: "Bangunlah, aku hanya manusia saja."(Kisah Para Rasul 10:25 - 26)

Manakala didalam peristiwa yang lain disebutkan,

Maka tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: "Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat." (Wahyu 19:10).

Setelah itu beliau menyimpulkan,

"Di dalam semua peristiwa ini tidak ada kes dimana Yesus menyuruh mereka berhenti menyembah DiriNya ataupun melarangnya. Sedangkan jika manusia biasa, ataupun malaikat disembah secara salah, mereka akan melarang dan menghentikan praktik itu karena tidak diperbolehkan".

Hujah yang hampir sama digunakan oleh laman Isayesus.blogspot ketika mengulas cabaran sebahagian muslim berkenaan dakwaan adakah wujud ucapan Yesus yang berbunyi, "Akulah Tuhan dan sembahlah Aku". Laman itu menyebut :

Sekarang, bila Yesus harus memerintahkan orang-orang se-zamanNya untuk sujud-menyembah Dia, maka sesungguhnya tidak ada signifikansinya sama sekali. Namun demikian dapat kita temukan dalam bukti-bukti Alkitabiah, bahwa meskipun Yesus tidak minta disembah, namun Ia tidak pernah menolak/melarang orang menyembahNya.

Laman itu membawa beberapa contoh bagaimana Yesus disembah, antaranya,

Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku." (Matius 8:2)

Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: "Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup." (Matius 9:18)

Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. (Matius 28:9)

Kata laman itu lagi,

Jadi, dalam kes diatas, bila Yesus benar hanya seorang Guru atau Nabi dan bukan Tuhan, maka Ia pasti dan harus berteriak lantang : "Aku bukan Tuhan, jangan sembah Aku". Bahkan teriakan ini harus dilakukan segera dan berulang-ulang demi mencegah jangan ada seorangpun yang sampai memper-tuhan-kan dan menyembah diriNya. Karena dosa ini adalah dosa yang amat serius (yang diperingatkan secara khusus), ketimbang dosa yang tidak menyembah Tuhan karena ia tahu itu Tuhannya!.

Laman itu membuat kesimpulan :

"proskunêsai" dan "prosekunêsan" kata dasarnya adalah "proskunêo", "menyembah". Kata Yunani yang dipakai untuk penyembahan kepada Allah Bapa adalah "proskunêo". Penyembahan ini tidak bisa lain karena Allah itu Mahamulia yang tidak dimiliki dan tidak pernah diberikan kepada siapapun lainnya. tu sebabnya "proskunêo" yang sama kepada Allah Bapa terbukti dipakai untuk penyembahan kepada Yesus Kristus di seluruh Alkitab Perjanjian Baru.

Mari kita analisis sejauhmana kebenaran dakwaan mereka ini.

Sanggahan pertama : Meneroka maksud 'menyembah' yang dilakukan terhadap Yesus.

Jika anda lihat kebanyakan ayat-ayat yang dikemukakan diatas kebanyakannya menggunakan berasal dari kata akar προσκυνέω (proskuneó) yang diterjemah kedalam bahasa Inggeris sebagai 'worship' atau dalam bahasa melayu sebagai 'menyembah'.

Sebenarnya, perkataan προσκυνέω (proskuneó) dalam teks asal yunani mempunyai beberapa maksud, yakni penghormatan (kepada makhluk), dan juga sembahan kepada Tuhan. Mari kita perhatikan beberapa maksud προσκυνέω (proskuneó) berdasarkan Kamus Thayer's Greek Lexicon :

1) very often for הִשְׁתַּחֲוָה (to prostrate oneself); properly, to kiss the hand to (toward) one, hence, among the Orientals, especially the Persians, 
2) to fall upon the knees and touch the ground with the forehead as an expression of profound reverence
3) by kneeling or prostration to do homage (to one) or make obeisance, whether in order to express respect or to make supplication.
a) of homage shown to men of superior rank: (the Jewish high-priests are spoken of in Josephus)
b) of homage rendered to God and the ascended Christ, to heavenly beings, and to demons.

Jika saya terjemah ke dalam bahasa melayu :

1) untuk mencium tangan (ke arah) seseorang, sebagai tanda penghormatan di kalangan orang-orang Timur, terutama orang-orang Persia,
2) jatuh ke atas lutut dan menyentuh tanah dengan dahi sebagai ungkapan penghormatan yang mendalam,
3) dengan berlutut atau sujud untuk melakukan penghormatan (kepada seseorang) atau bersujud, sama ada untuk menyatakan rasa hormat atau untuk memohon, ia digunakan untuk;
a) sebagai penghormatan yang ditunjukkan kepada orang-orang yang berpangkat tinggi; (kepada imam-imam besar Yahudi yang disebut dalam Josephus),
b) sebagai penghormatan yang diberikan kepada Tuhan dan Kristus yang telah naik, kepada makhluk syurgawi, dan kepada syaitan. 




Sekadar gambar hiasan


Laman Sarapan Pagi Biblika pula saya lihat lebih 'jujur' ketika menghurai kata 'menyembah' seperti yang terdapat dalam Matius 2:2-11, laman itu menyebutkan :

προσκυνησαι - proskunêsai kata dasarnya adalah προσκυνεω - proskuneo, "menyembah" dalam bentuk aorist aktif infinitif. Kata ini digunakan baik "menyembah" Allah (Matius 4:10; Lukas 4:8; Yohanes 4:24; dst.) maupun "menyembah" manusia (Imam Besar Yahudi, orang yang disegani, orang tua), bahkan untuk "menyembah" berhala, dan setan.

Dalam bahasa Ibrani, kata "menyembah" menggunakan kata שָׁחָה - SHAKHAH, kutipan HaBrit HaKadasya di atas menulis לְהִשְׁתַּחֲוֹת - LEHISH'TAKHAVOT yaitu kata SHAKHAH plus prefiks dan suffiks sesuai dengan kaidah tata bahasa Ibrani. Tanakh Ibrani juga menggunakan kata שָׁחָה - SHAKHAH buat Allah dan buat manusia.

Berdasarkan daripada beberapa penafsiran diatas, yang mana satukah yang terpakai untuk Yesus? sudah tentu konteks. Untuk mengetahui konteksnya, kita perlu melihat kepada petunjuk atau dalil lain yang boleh memberi penafsiran yang tepat daripada sekian banyak definisi diatas.

Cuba perhatikan ayat ini betul-betul :

Matius 4:8: Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,

Matius 4:9: dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."

Matius 4:10: Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"

Daripada ayat ini, anda dapat lihat dengan jelas Yesus sendiri memberi perakuan bahawa yang hanya layak disembah ialah Allah.

Berdasarkan daripada  penjelasan ayat diatas, yang mana satukah definisi 'menyembah' yang sepatutnya lebih sesuai diberikan kepada Yesus? ya sudah tentu 'menyembah' yang dimaksud adalah sekadar sembah hormat, bukan sembah dengan diiringi pengagungan layaknya Tuhan. Jelas disini, sembah hormat yang diterima Yesus tidak menjadikan beliau setaraf dengan Tuhan. 

Sanggahan kedua : Sujud menyembah adalah suatu perlakuan hormat yang menjadi kebiasaan dalam istilah Bible.

Didalam Al-Kitab, anda akan temui bahawa ada para Nabi yang disembah namun ia tidaklah menjadikan mereka Tuhan atau memiliki sifat keIlahian. Sebagai contoh,

Genesis 37:9: Lalu ia memimpikan pula mimpi yang lain, yang diceritakannya kepada saudara-saudaranya. Katanya: "Aku bermimpi pula: Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku."

Genesis 42:6: Sementara itu Yusuf telah menjadi mangkubumi di negeri itu; dialah yang menjual gandum kepada seluruh rakyat negeri itu. Jadi ketika saudara-saudara Yusuf datang, kepadanyalah mereka menghadap dan sujud dengan mukanya sampai ke tanah.
 
Ini adalah kisah Nabi Yusuf didalam tentang bagaimana saudara-saudaranya sujud menyembah kepadanya. Namun demikian ia tidaklah menjadikan Nabi Yusuf Tuhan seadanya. Mari kita lihat contoh lain pula.

Genesis 49:8: Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu, kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu.

1 Samuel 25:24: Ketika Abigail melihat Daud, segeralah ia turun dari atas keledainya, lalu sujud menyembah di depan Daud dengan mukanya sampai ke tanah.

2 Samuel 9:6: Dan Mefiboset bin Yonatan bin Saul masuk menghadap Daud, ia sujud dan menyembah. Kata Daud: "Mefiboset!" Jawabnya: "Inilah hamba tuanku."

2 Samuel 14:33: Kemudian masuklah Yoab menghadap raja dan memberitahukan hal itu kepadanya. Raja memanggil Absalom, dan ia masuk menghadap raja, lalu sujud ke hadapan raja dengan mukanya ke tanah; lalu raja mencium Absalom.

2 Sameul 15:5: Apabila seseorang datang mendekat untuk sujud menyembah kepadanya, maka diulurkannyalah tangannya, dipegangnya orang itu dan diciumnya.
 
Anda dapat lihat Nabi Daud dan raja yang disembah Absalom juga tidak dianggap Tuhan hanya kerana sembahan itu. Mengapa? kerana ia adalah bentuk budaya hormat yang wujud pada waktu itu, sama halnya dengan Yesus. Wajarlah mereka tidak menghalang apabila diri mereka diberi sembah horrmat. Argumen kononnya Yesus tidak menghalang orang dari menyembahnya kerana memahami akan keilahiannya adalah tertolak. Jika demikian, wajar saja Nabi Yusuf, Nabi Daud atau raja dalam ayat diatas dianggap Tuhan kerana tidak menghalang orang dari menyembah mereka.

Jika demikian, mengapa Petrus mengelak untuk disembah oleh Kornelius?

Ketika Petrus masuk, datanglah Kornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur di depan kakinya, ia menyembah Petrus. Tetapi Petrus menegakkan dia, katanya: "Bangunlah, aku hanya manusia saja."(Kisah Para Rasul 10:25 - 26)

Pertama sekali, kita perlu menilai, apakah setiap orang yang mengelak untuk disembah hormat itu menganggap bahawa dirinya telah diagungkan layaknya Tuhan oleh orang yang memberi sembah hormat? apakah tidak wujud kebarangkalian lain selain dari faktor tadi? Maka hal ini sangat berkait dengan persepsi yang ada dalam minda kita.

Persoalan saya, mengapa kita tidak mellihat keengganan Petrus itu lahir dari sifat rendah diri beliau? 

Perhatikan bagaimana keengganan Petrus ketika kakinya ingin dicuci oleh Yesus takkala Yesus mencuci kaki murid-muridnya yang lain dalam satu ritual yang tercatat dalam Yohanes 13:5-16.

13:6: Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?"

13:7: Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak."

13:8: Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku."

13:9: Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!"

Peristiwa ini menunjukkan, Petrus mempunyai sifat rendah diri dan menganggap dirinya tidak layak untuk dicuci kakinya oleh Yesus. Dalam hal ini, Petrus menunjukkan sikap yang agak berbeza dengan murid-murid Yesus yang lain. Maka tidakkah hal yang sama dialami beliau ketika Kornelius melakukan sembah hormat kepada beliau. Oleh sebab itu kata-kata  Petrus yang terabadi dalam 1 Petrus 5:57 menyebut:

Demikian juga kamu, orang muda, hendaklah kamu taat kepada orang yang lebih tua. Hendaklah kamu semua merendahkan diri dan saling melayani, kerana di dalam Alkitab tertulis, “Allah menentang orang yang sombong, tetapi Dia merahmati orang yang rendah hati.” Oleh itu, rendahkanlah diri kamu ke bawah tangan Allah yang berkuasa, supaya Dia meninggikan kamu pada masa yang ditetapkan-Nya.

Berkenaan dengan ayat didalam Revelation/Wahyu 19:10, hal ini sebenarnya merujuk kepada ketakjuban Yohanes dengan apa yang dilihatnya tentang alam ketuhanan. Rasa takjub itulah membuatkan beliau tersungkur dihadapan malaikat.

Maka tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: "Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat." (Revelation/Wahyu 19:10).

Dan ketakjuban yang beliau alami itu membuatkan beliau tersungkur dalam keadaan merendah diri/merasa kagum kepada kuasa yang lebih besar dan agung. Inilah bentuk penghormatan yang tidak boleh diberikan kepada sesiapapun kecuali Tuhan. Inilah sebabnya mengapa malaikat dalam ayat itu melarang Yohanes sujud menyembah kepadanya.


Sanggahan ketiga : Sesuatu istilah boleh bertambah definisinya berdasarkan kefahaman baru yang berkembang keatas istilah tersebut.

Tentu ada yang berkata : Bukankah dalam sekian banyak definisi προσκυνέω (proskuneó) diatas, didalamnya juga disebut 'sebagai penghormatan yang diberikan kepada Tuhan dan Kristus yang telah naik, kepada makhluk syurgawi, dan kepada syaitan.' Lalu mengapa definisi itu ditolak?

Baiklah, didalam dua hujah yang telah saya berikan sebelumnya, saya telah membentangkan bagaimana definisi itu ditolak berdasarkan dalil atau petunjuk dari ayat lain didalam Alkitab, dimana Yesus memberi isyarat bahawa penyembahan untuk Tuhan hanyalah kepada Allah dan bukan kepada dirinya.

Dalam sanggahan kedua, saya telah berikan hujah bagaimana sembah hormat yang diterima Yesus adalah dalam konteks budaya hormat yang wujud pada waktu itu, dan bukan dalam konteks Tuhan yang menerima sembah dengan disertai rasa pengagungan dan penghambaan.

Dan sewajarnya, setelah memahami dua hujah diatas, wajar pula kita beralih kepada perbincangan seterusnya, bagaimana sesuatu istilah itu boleh bertambah definisinya kerana faktor berkembangnya kefahaman baru yang diterapkan kepada istilah tersebut.

Sebagai contoh, perkataan sembahyang. Jika anda merujuk kamus dewan, sembahyang bermaksud :

Definisi1 (dlm agama Islam) ibadat yg terdiri drpd niat, beberapa perbuatan dan bacaan yg dimulakan dgn takbiratulihram dan disudahi dgn salam; solat: ~ zuhur. 2 (bagi orang bukan Islam) permohonan kpd Tuhan; doa.

Namun, sesuatu yang perlu ditelusuri, perkataan sembahyang yang difahami oleh orang melayu kini dalam bahasa Arabnya adalah 'Solat'. Maka jika 'Solat' adalah perkataan Arab yang istilahnya memang wujud dalam Alquran dan Sunnah, lantas dari mana datangnya istilah sembahyang ini? Jawapannya, sudah tentu ia berakar umbi dari kepercayaan melayu kuno.

Sebelum datangnya agama Hindu dan Budha, masyarakat Melayu sudah memiliki agama tersendiri iaitu Kapitayan. Kapitayan adalah kepercayaan yang terdapat di kalangan orang Jawa purba. Tuhan utama bagi ajaran ini dikenali sebagai Sang Hyang Taya.

Menurut Abdul Rahman Haji Abdullah (1990) dalam Pemikiran Umat Islam di Nusantara, Hyang yang asalnya dikaitkan dengan roh nenek moyang sebenarnya diperkuat dengan maksud dewa. Maka dengan itu timbullah istilah ‘sembahyang’ bermaksud menyembah Hyang atau menyembah dewa.

Lihat bagaimana perkataan 'sembahyang' yang pada asalnya mempunyai definisi tersendiri akhirnya digantikan oleh definisi baru setelah kedatangan Islam ke tanah melayu. Perkataan itu kekal, namun maksudnya telah berubah.

Maka, maksud sesuatu perkataan bukanlah dinilai pada apa yang tertera pada kamus semata-mata, namun juga harus merujuk pada sejarah dan kebudayaan yang melatari istilah tersebut. Dalam hal ini, perkataan προσκυνέω (proskuneó) secara historis hanya merujuk samada sembah hormat kepada manusia atau kepada Tuhan sahaja. Berdasarkan dari dua hujah yang saya telah bentangkan, anda akan dapati jika ia digunakan kepada manusia, maka ia merujuk kepada sembah hormat biasa, dan bila ia digunapakai untuk merujuk hubungan dengan Tuhan, ia adalah sembah pengagungan.

Namun, seiring dengan sejarah perkembangan agama Kristian dan munculnya kepercayaan bahawa Yesus itu Tuhan, maka istilah προσκυνέω (proskuneó) didiktekan sebagai penyembahan kepada Kristus sebagaimana layaknya Tuhan disembah. Nyatalah ia suatu definisi baru yang telah diberikan kepada istilah tersebut dan ia datang kemudian.


Sanggahan keempat: Setiap yang disembah tidak automatik menjadikannya Tuhan, kerana syaitan juga disembah, namun ini tidak bererti syaitan menjadi Tuhan.

Saya rasa kelakar apabila laman Isayesus.blogspot menyebut :

Tahukah para skeptis bahwa orang Yahudi dikala itu selalu tahu bahwa yang dinamai Tuhan itu hanya jikalau Ia disembah. Dan apa atau siapa yang disembah sujud, itulah (dianggap) Tuhan!

Itu adalah definisi sejak manusia berhubungan dengan Tuhan. Itu bukan berita khusus bagi kaum Yahudi. Tuhan disembah bukan karena Dia yang pertama-tama menuntut, melainkan akibat dari kedasyatan kuasa dan kemuliaanNya, yang menggetarkan hati manusia, maka Ia dipercayai, diakui, diandalkan, ditakuti dan dihormati dalam hidup dan sesembahan kita.

Ini adalah suatu dakwaan yang kelakar. Cuba fikirkan, sepanjang sejarah betapa banyak manusia dahulukala yang merasai 'kedahsyatan kuasa' dari fenomena alam semesta seperti letusan gunung berapi, ombak laut yang besar, arus sungai yang deras hinggalah kepada misteri hutan belantara. Manusia primitif ini melakukan pelbagai upacara penyembahan untuk 'mententeramkan' penjaga-penjaga alam tadi. Cuba tanya diri kita, adakah sekadar perasan manusia itu menjadi hujah untuk menentukan Tuhan yang sebenar?

Sepanjang sejarah juga manusia dari pelbagai peradaban melakukan hubungan silang dimensi dengan makhluk ghaib. Mereka merasai 'kedahsyatan kuasa' dan 'kemuliaan' makhluk ghaib yang mereka sembah. Namun adakah semua itu sudah cukup menjadikan makhluk-makhluk ghaib tadi sebagai Tuhan?   

Makhluk tetap makhkuk. Beberapa diktator dalam sejarah dunia juga disembah, namun ini tidaklah menjadikannya Tuhan. Meskipun Firaun mengaku dirinya Tuhan, pengakuannya itu kosong tidak membawa erti. Sedangkan yang mengaku dengan lidah sendiri pun tidak dapat dijadikan hujah, apatah lagi sekadar disembah!

Lantas, apakah ciri Tuhan itu sekadar disembah?

Sebenarnya, terdapat banyak ciri-ciri Tuhan yang haq didalam Alquran dan Sunnah. Allah menggambarkan hak penciptaanNya, hak kepemilikanNya, hak pentadbiranNya, hak utntuk disembah dan hak nama-nama serta sifatNya yang maha mulia dalam banyak ayat Alquran. Terlalu banyak jika saya hendak senaraikan disini satu persatu namun cukuplah saya memetik satu ayat sahaja untuk kita jadikan kayu ukur untuk mengetahui apakah ciri didalam ayat tersebut dimiliki oleh Yesus. Ayat tersebut ialah ayat 13-14 Surah Al-Faathir.

“Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalaupun mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagaimana yang diberikan oleh Dzat yang Maha mengetahui.” (QS. Faathir: 13-14).

Daripada ayat diatas, kita mendapat faedah, bahawa ciri Tuhan yang sebenar bukanlah setakat ia disembah, tetapi ia juga harus :

1 - mempunyai leluasa/wewenangan atas pemilikan dalam alam ini
2 - mampu mendengar permintaan kita (bukan pekak)
3 - dan jika mereka mendengar, haruslah ada kemampuan untuk memperkenankan permintaan kita,
4 - kemudian, perlu ada jaminan bahawa mereka tidak akan berlepas diri dari tindakan kita mempertuhankan mereka di hari kiamat kelak.

Mari kita analisis ayat diatas dengan ciri-ciri Yesus yang ada didalam Bible :

1 - Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.

Yesus berkata didalam Alkitab : “Jika aku memuliakan diriku sendiri, maka kemuliaanku itu sedikitpun tidak ada artinya. Allah-kulah yang memuliakanku.” (Yohanes, 8:54)

Jelas disini Yesus mengakui beliau tidak memiliki apa-apa hatta kemuliaannya pun tidak bererti dan merupakan anugerah Tuhan.

2 - Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu;

Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?"* Artinya: /Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Matius 27:46)

Ini adalah seruan Yesus saat dia disalib, jika dia saja menyeru Allah disaat kesulitan itu, maka apakah kita mengharapkan dia mendengar seruan kita?


3 - mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu.

Matius 18:19: Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.

Didalam ayat ini Yesus menjelaskan bahawa yang mengabulkan permintaan adalah Tuhan Allah di syurga, bukan baginda.

4 - Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu

Yesus berkata : Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. (Yohanes 17:3)

Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!. (Matius, 4:10)

Berdasarkan pengakuan Yesus didalam Alkitab ini, adakah anda tidak takut sekiranya Yesus berlepas diri dari anda ketika ditanya oleh Allah di hari kiamat kelak?




1 - Apakah Al-Kitab mengatakan Yesus disembah? - Gotquestions Bahasa Melayu
2 - Kapan Yesus pertama disembah? - SarapanPagi Bibilka Ministry
3 - Adakah Yesus pernah berkata "Sembahlah Aku"? - isayesus.blogspot
4 - Biblehub.com/greek
5 - Simon Petrus - Wikipedia Bahasa Melayu
6 - Kamus Dewan Online
7 -  Orang Melayu Dahulu Sudah Menganut Agama Tauhid & Bukan Animisme! - Ahmad Iqram Mohamad Noor (Penyelidik di Multiracial Reverted Muslim)
8 - Mengapa sembah hyang? - Suparjo.blogspot.
9 - Tauhid: Tidak Ada yang Pantas Menjadi Sekutu Allah - Muslim.or.id
10 - Sabdaweb Alkitab Terjemahan Baru

No comments:

Post a Comment