Friday, June 18, 2021

Roh Kudus : Suatu perbandingan dari tiga agama (3)


JIBRIL DALAM PANDANGAN ISLAM, YAHUDI DAN KRISTIAN


Jibril dalam pandangan Islam, Yahudi dan Kristian 

Dalam artikel Roh Kudus : Suatu perbandingan dari tiga agama (2) saya telah pun menjelaskan takrif 'Ruh' dan 'Ruhul Qudus' dalam Islam. Maka kita dapati, perkataan 'ruh' juga terkadang dipakai untuk merujuk kepada Jibril alaihis salam. Manakala 'Roh Kudus' memang secara khusus merujuk kepada malaikat Jibril a.s, menurut pendapat yang terkuat dari para ulama'.

Sebaliknya pula, dalam dapatan penulis sepanjang kajian tentang tajuk ini dibuat, malaikat jibril tidak dikaitkan lansung dengan istilah 'Roh' atau 'Roh Kudus' dalam pemahaman Yahudi dan Kristian. Sebaliknya, mereka menggunakan istilah Gabriel untuk merujuk kepada entiti malaikat Jibril alaihis salam. 


Gabriel dalam pandangan Yahudi 

Bagi penganut Yahudi, Malaikat Jibril adalah antara empat malaikat yang disebut dalam doa rutin ketika hendak tidur (shema prayer) yang masyhur. Keempat malaikat tersebut, Michael, Gabriel, Uriel, dan Raphael, sering disebut bersama. Dalam keempat-empat malaikat tersebut, Malaikat Jibril a.s paling sering muncul dalam teks Yahudi. Dia adalah salah satu dari (sekurang-kurangnya) tujuh malaikat, atau malaikat tumpuan, yang terkenal dalam liturgi dan tafsir alkitabiah sebagai yang paling tinggi atau paling kuat dari pasukan malaikat. (1)

Jibril adalah salah satu dari empat malaikat yang berdiri di empat sisi takhta Tuhan dan berfungsi sebagai malaikat pelindung dari empat bahagian dunia.(2)

Penyebutan pertama Gabriel di Tanakh terdapat dalam Kitab Daniel. Selepas Nabi Daniel mengalami proses nubuat, dia tidak dapat memahaminya sehinggalah Jibril datang dan menafsirkan nubuat itu kepadanya. 

Michael dan Gabriel sering bekerjasama. Namun dalam pada itu Michael, sebagai penjaga malaikat Israel dan imam besar surga, lebih banyak tugasan di syurga, sementara Jibril adalah utusan Tuhan, yang melaksanakan kehendak Tuhan di bumi. 

Sebahagian besar rujukan dalam kesusasteraan tradisional, termasuk liturgi Talmud dan rutin Shema ketika tidur, menggambarkan Jibril sebagai kekuatan Tuhan yang diutuskan. Sebenarnya, nama Ibrani Gavriel, atau Gavar El, diterjemahkan menjadi "keperkasaan Tuhan" atau "kekuatan Tuhan." Kadang-kadang ia dilambangkan oleh unsur api (Talmud Yoma 21b) dan pada waktu yang lain, air (Targ. Ayub 25: 2). Walau apa pun, dia selalu dikenali sebagai 'kekuatan mutlak' atau malaikat terkuat.

Bagi agama Yahudi, penyembahan kepada malaikat adalah terlarang, walaupun ia melalui perubahan pandangan pada abad pertengahan. Dalam Berakhot (upacara sembahyang Yahudi) disebutkan "Jangan berdoa kepada Michael dan juga Gabriel, tetapi kepada-Ku, dan aku akan segera menjawab" (Yer. Ber. 13a). 


Gabriel dalam pandangan Kristian 

Gabriel dalam pandangan Kristian tidaklah begitu jauh berbeza sepertimana dalam pandangan Yahudi. Dalam laman Sarapan Pagi.org dinyatakan, 

Gabriel (Ibrani: גַּבְרִיאֵל - GAVRI'EL, artinya: kekuatan Allah; utusan Allah; berasal dari kata: גֶּבֶר - GEVER, artinya: laki-laki, gentleman, orang, perkasa dan kata אֵל - 'EL, Allah; Yunani: Γαβριήλ - Gabriel). Salah satu dari dua malaikat yg namanya demikian dalam Alkitab; yg lainnya adalah Mikhael, penghulu malaikat (Yudas 9). Dalam Daniel 8:16, Gabriel diutus untuk mengartikan kepada Daniel penglihatan tentang domba jantan dan kambing jantan. Kemudian ia diutus lagi untuk bernubuat tentang 70 minggu (Daniel 9:21 dst). Ada yg mengatakan bahwa malaikat dalam Daniel 10:5 dab adalah Gabriel.

Buku-buku di luar Alkitab, antara lain sastra Yahudi zaman antar perjanjian, menyebut Gabriel sebagai salah satu tokoh malaikat. Gabriel disebut 'malaikat hadir', yg berdiri di depan takhta Allah memuji-muji Dia dan memikirkan manusia (Tobit 12:15; Yud 2:2; Imamat 3:5,7; bnd Lukas 1:19; Wahyu 8:2).

Kitab-kitab lainnya di luar Alkitab menyebut Gabriel salah satu dari 7 tokoh malaikat sekawan seperti Mikhael, Sariel (atau Uriel) dan Rafael (1 Enokh 9:1; 1QM 9:15 dst; bnd 1 Henokh 40:6; 54:6, Sib. Or. 2:215 -- menyebut beberapa naskah saja, Numbers Rabbah 2:10), atau salah satu dari 7 sekawan seperti Uriel, Rafael, Raguel, Mikhael, Sariel (atau Saraqael) dan Remiel (1 Enokh 20). Kawasan tanggung jawabnya yg khusus adalah Firdaus (1 Enokh 20:7). Ia membinasakan raksasa-raksasa yg hidup sebelum air bah (1 Enokh 10:9). Dengan tokoh malaikat lainnya ia akan memimpin pasukan malaikat pada Hari Kiamat (1 Enokh 90:21 dst; bnd 54:6; Sib. Or. 2:214-219; 1 Tesalonika 4:16; Wahyu 8:2). Targum dan sastra para rabi sering mengartikan malaikat-malaikat yg tanpa nama dalam PL sebagai Gabriel atau Mikhael.

Berikut saya petik pula penjelasan tentang Gabriel dari laman Gotquestions.org, 

"Malaikat Gabriel adalah pembawa pesan yang dipercayai mengantar beberapa pesan penting dari Allah. Gabriel muncul kepada setidaknya tiga tokoh dalam Alkitab: pertama kepada nabi Daniel (Daniel 8:16); kemudian kepada imam Zakharia untuk bernubuat dan menyatakan kelahiran Yohanes Pembaptis (Lukas 1:19); dan akhirnya kepada perawan Maria untuk memberitahunya bahwa ia akan mengandung seorang putra (Luka 1:26-38). Arti dari nama Gabril adalah "Allah itu hebat," dan, sebagai malaikat pemberita, ialah yang mengungkapkan bahwa Juruselamat harus dipanggil "Yesus" (Lukas 1:31).

Pertama kali kita mendengar tentang Gabriel, ia menyatakan diri kepada Daniel setelah nabi tersebut mendapatkan suatu penglihatan. Peran Gabriel adalah menjelaskan arti penglihatan tersebut kepada Daniel (Daniel 8:16). Penampilan Gabriel seperti manusia (Daniel 8:15, 9:27). Ketika Gabriel mengunjungi Daniel untuk kedua kalinya, ia datang "terbanglah dengan cepat ke arahku Gabriel, dia yang telah kulihat dalam penglihatan yang dahulu itu pada waktu persembahan korban petang hari" (Daniel 9:21). Istilah "terbang"-nya Gabriel mungkin menyiratkan adanya sayap, tetapi secara harafiah tidak disebutkan. Adapula dituliskan bahwa penampilan Gabriel menakutkan, sebagaimana Daniel jatuh tertelungkup di hadapannya (Daniel 8:17) dan sakit berhari-hari setelah pengalamannya dengan malaikat dan penglihatan tersebut (Daniel 8:27).


Beberapa isu terkait istilah Roh Kudus dalam Perjanjian Lama

Meskipun istilah Roh Kudus tidak dikenali sebagai malaikat Jibril/Gabriel dalam pandangan Yahudi dan Kristian, namun ada beberapa isu terkait istilah tersebut dalam Perjanjian Lama. Berikut saya petik perenggan dari artikel 'Konsep Roh Suci menurut Islam dan Kristian'(5), 

Walau bagaimanapun, terdapat beberapa isu berkenaan Holy Spirit dalam agama Kristian yang boleh dikaitkan dengan konsep Rūh al-Qudus dalam Islam. Dalam beberapa kenyataan Bible, Holy Spirit dikaitkan pula dengan malaikat (angel). Hal ini sedikit sebanyak menyumbang kepada kekeliruan dalam konteks perbandingan Islam-Kristian. Bible merekodkan:

“In all their affliction He was afflicted, and the Angel of His Presence saved them; In His love and in His pity He redeemed them; and He bore them and carried them all the days of old.”(Isaiah 63:9)

Perkataan 'angel of His Presence' di sini bermaksud 'angel' yang paling tinggi, yang paling hebat, yang paling dekat dengan Tuhan. Dalam Kristian ianya membawa maksud sama ada Gabriel atau Micheal. Walau bagaimanapun angel of His Presence ini diterjemahkan pula kepada Holy Spirit kerana ayat ini sebenarnya menceritakan berkenaan Holy Spirit. Maka hal ini akan memberi pemahaman bahawa Holy Spirit ialah termasuk dalam kategori angel sedangkan Holy Spirit (pada pemahaman mereka - penulis) bukanlah dari entiti angel sepertimana yang telah dinyatakan.

Saya juga menyemak ayat tersebut dalam Sabdaweb Alkitab, ternyata hanya versi DRFT_SB yang menerjemahkan ayat tersebut dengan malaikat. Ayat tersebt berbunyi: 

DRFT_SB : "Maka dalam segala kesesakkannya itu iapun telah sesak dan malaikat dari pada hadirat-Nya telah menyelamatkan dia maka oleh kasih-Nya dan sayang-Nya juga ditebus-Nya akan dia serta didudukkan-Nya dan dipangku-Nya segala zaman dahulu." (Yesaya 63:9)

Namun dalam versi Terjemahan Baru (TB), Alkitab Kabar Baik (BIS) dan lain-lain, perkataan 'malaikat' telah diterjemah menjadi 'Ia', yang merujuk kepada Tuhan (mungkin Roh Kudus menurut pemahaman mereka). Contohnya dalam TB dan BIS disebutkan, 

TB : "dalam segala kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam kasih-Nya dan belas kasihan-Nya. Ia mengangkat dan menggendong mereka selama zaman dahulu kala." (Yesaya 63:9)

BIS : "Ia sendiri ditimpa kesusahan mereka. TUHAN tidak mengirim utusan atau duta; Ia sendirilah yang membebaskan mereka karena kasih dan belaskasihan-Nya. Ia selalu memelihara mereka sejak dahulu kala." (Yesaya 63:9)

Apa yang menarik ialah, dalam artikel 'Konsep Roh Suci menurut Islam dan Kristian', turut disentuh ialah kewujudan golongan Kristian yang menolak ketuhanan Roh Kudus. Artikel itu menjelaskan, 

"Dalam sejarah perkembangan ajaran Kristian, ada kelompok yang menolak ketuhanan Holy Spirit dan menganggap ianya adalah malaikat yang tertinggi antaranya kumpulan yang digelar sebagai ‘Tropici’. Menurut mereka, Holy Spirit adalah makhluk yang diciptakan daripada tiada menjadi ada (creature brought into existence out of nothingness) dan ianya adalah malaikat yang paling tinggi. Walau bagaimanapun, pandangan kelompok Tropici ini ditentang oleh Athanasius yang menganggap pemahaman mereka terhadap teks Bible sebagai menyimpang. Malahan mereka dianggap sebagai kufur (heretic) dan tidak diiktiraf oleh majoriti penganut Kristian. Athanasius menegaskan dengan menolak ketuhanan holy spirit, ianya bererti menolak ketuhanan Tuhan Bapa itu sendiri."

Demikian sedikit sebanyak coretan penulis berkenaan Malaikat Jibril dalam pembentangan kali ini. Semoga bermanfaat.



1) Gabriel - A protector, avenger, and warrior angel of God's will. - My Jewish Learning.com

2) GABRIEL ( Γαβριήλ, "man of God") - Jewish Encyclopedia.com

3) Apa kata Alkitab mengenai malaikat Gabriel? - Gotquestions.org

4) GABRIEL - Sarapan Pagi.org

5) KONSEP ROH SUCI MENURUT ISLAM DAN KRISTIAN - Adam Badhrulhisham & Khadijah Mohd Khambali@Hambali, University College of Islam Melaka. 78200. Melaka. Malaysia. Department of `Aqidah & Islamic Thought. Academy of Islamic Studies. University of Malaya. 

Saturday, June 12, 2021

Roh Kudus : Suatu perbandingan dari tiga agama (2)


MENEROKA MAKSUD RUH DALAM AL-QURAN


Meneroka maksud Ruh dalam Alquran

Perlu diketahui bahawa didalam Alquran, terdapat dua istilah yang hampir sama iaitu Ruh dan Ruhul Quds. Dalam pembentangan 'Konsep Roh Suci Menurut Islam Dan Kristian' (1), mereka mengemukakan definisi Ruh sebagai :

i. Definisi Rūḥ

Menurut Ibn Fāris, kalimah rūh berasal daripada al-rīh (الريح (yang merujuk kepada angin. Menurut beliau, huruf yā (ي (ditukarkan daripada waw (و (untuk disesuaikan dengan huruf rā (ر (yang berbaris bawah. Beliau juga menyatakan kalimah rūh merujuk kepada nafas manusia. 

Ibn Manẓūr menyetujui pandangan ini dengan berpendapat (روح ,(jama’nya (أرواح (berasal daripada kalimah (الريح (yang bermaksud angin, dan apabila digandingkan dengan manusia ianya bermaksud nafas. Ianya sebagai nafas yang dihirup oleh manusia yang mengalir dalam jasad manusia sehingga membuatkannya hidup. Al-Rāghib al-Asfahānī pula menyatakan rūh ialah salah satu nama bagi nafas seperti mana nama-nama yang diberikan kepada objek objek yang berbeza dalam kelompok yang sama.


Hasil penelitian penulis, ada beberapa ayat didalam Alquran yang menggunakan perkataan Ruh namun dengan maksud yang pelbagai dan berbeza. Disini penulis bawakan beberapa ayat yang menggunakan perkataan Ruh berserta beberapa terjemahan yang sahih. 

Ruh dalam erti kata cahaya, iman dan pertolongan kepada orang beriman

Umpamanya, dalam Surah Al-Mujadilah ayat 22, disebutkan : 

لَّا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ يُوَآدُّونَ مَنْ حَآدَّ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَوْ كَانُوٓا۟ ءَابَآءَهُمْ أَوْ أَبْنَآءَهُمْ أَوْ إِخْوَٰنَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ كَتَبَ فِى قُلُوبِهِمُ ٱلْإِيمَٰنَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٍ مِّنْهُ ۖ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا ۚ رَضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ حِزْبُ ٱللَّهِ ۚ أَلَآ إِنَّ حِزْبَ ٱللَّهِ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

Referensi: https://tafsirweb.com/37290-quran-surat-al-mujadilah.html

Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung. (Al-Mujadilah 58:22)

Menurut Tafsir Al-Muyassar, Kementerian Agama Saudi Arabia, maksud 'Ruh' dalam ayat tersebut dinyatakan sebagai : 

"Allah menguatkan mereka dengan bukti nyata dan cahaya dari-Nya,"

Dalam Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram), 'Ruh' adalah pertolongan Allah untuk orang-orang beriman. 

"Orang-orang beriman yang memiliki derajat yang tinggi itu telah Allah tetapkan hati mereka untuk keimanan dan Allah beri pertolongan dalam menghadapi musuh-musuh mereka di dunia"

Dalam Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakulti al-Qur'an Universiti Islam Madinah, dijelaskan hubungkait istilah 'Ruh' dengan pertolongan Allah,

وَأَيَّدَهُم بِرُوحٍ مِّنْهُ ۖ"( dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya) Yakni menguatkan mereka dengan memberi pertolongan dalam melawan musuh mereka di dunia. Allah menyebutkan pertolongan dari-Nya dengan istilah ‘ruh’ karena dengan pertolongan itu urusan mereka dapat berlanjut."

Ini pula penjelasan dari Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H,

"Orang-orang yang seperti ini telah Allah tanamkan keimanan dalam hati mereka sehingga syubhat dan keraguan tidak akan berpengaruh lagi terhadapnya. Merekalah orang-orang yang telah dikuatkan Allah dengan ruh dari-Nya, iaitu dengan wahyu dan pertolongan-Nya serta bantuan ilahi serta ihran rabbani seperti kemauan batin, kebersihan hati, kemenangan terhadap musuh dan lain-lain."

Dalam Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I dijelaskan bentuk pertolongan tersebut, 

"mereka itulah orang-orang yang dalam hatinya telah ditanamkan Allah keimanan dan Allah telah menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari dia berupa kemauan dan kekuatan batin, kebersihan hati, kemenangan terhadap musuh dan lain-lain."


Ruh dengan makna ruh yang ditiupkan kepada Nabi Adam a.s.

فَإِذَا سَوَّيْتُهُۥ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِى فَقَعُوا۟ لَهُۥ سَٰجِدِينَ

Referensi: https://tafsirweb.com/4179-quran-surat-al-hijr-ayat-29.html

Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.(Al-Hijr 15:29)

Dalam Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universiti Islam Madinah, dijelaskan keadaan semasa penciptaan Nabi Adam a.s dalam ayat berkenaan,

"Maka apabila Aku telah menyempurnakan penciptaannya, dan telah meniupkan ruh ciptaan-Ku kedalamnya, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. Ruh adalah ruhani yang menakjubkan ciptaan Allah. Sebagai pemuliaan kepada Adam."

Hal yang sama dikatakan dalam Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah,

”dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud”

Dalam Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram), dijelaskan perkataan Imam Al-Qurtubi,

وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِى "(dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku) Imam al-Qurthubi berkata: ruh adalah jasad halus yang dijadikan Allah untuk menciptakan kehidupan pada badan. Allah menisbatkan ruh kepada diri-Nya sebagai nisbat makhluk kepada Penciptanya, karena ruh adalah makhluk menakjubkan diantara makhluk-makhluk-Nya."

Menurut Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi, dijelaskan juga penisbahan perkataan 'Ruh' dengan Allah taa'la, 

"Diidhafatkan atau dihubungkan kata roh dengan Allah Ta’ala adalah untuk menunjukkan kemuliaan Adam, sebagaimana kata “baitullah” (rumah Allah), dsb."


Ruh dengan makna ruh yang ditiupkan kepada Maryam 

وَٱلَّتِىٓ أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهَا مِن رُّوحِنَا وَجَعَلْنَٰهَا وَٱبْنَهَآ ءَايَةً لِّلْعَٰلَمِينَ

Referensi: https://tafsirweb.com/37141-quran-surat-al-anbiya.html

Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam. (Al-Anbiya 21:91)

Dalam Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia, dijelaskan bahawa Jibril a.s meniupkan 'Ruh' kepada Maryam a.s,

"Dan ingatlah -wahai Rasul- tentang kisah Maryam -'alaihassalām- yang menjaga kehormatan dirinya dari perbuatan zina, lalu Allah mengutus padanya Jibril -'alaihissalām-. Lalu Jibril meniupkan ruh ke dalam tubuhnya hingga iapun mengandung Isa -'alaihissalām-."

Hal yang sama dikatakan dalam Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakulti al-Qur'an Universiti Islam Madinah

فَنَفَخْنَا فِيهَا مِن رُّوحِنَا "(lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami) Yakni ruh nabi Isa."

Dalam Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I, dinukil peristiwa yang sama,

"Dan ingatlah kisah maryam, seorang perempuan salehah, yang memelihara kehormatannya dari berbuat zina, bahkan dari sentuhan laki-laki. Lalu kami tiupkan roh dari kami ke dalam rahim-Nya sehingga ia hamil; dan kami jadikan dia dan anaknya sejak lahir sebagai tanda kebesaran Allah bagi seluruh alam, karena anak itu lahir tanpa ayah, bisa berbicara sejak bayi dan menyatakan dirinya hamba Allah, serta menjadi nabi dan rasul Allah."


Ruh dengan erti kata Rahmat Allah 

يَٰبَنِىَّ ٱذْهَبُوا۟ فَتَحَسَّسُوا۟ مِن يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَا۟يْـَٔسُوا۟ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ ۖ إِنَّهُۥ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلْقَوْمُ ٱلْكَٰفِرُونَ

Referensi: https://tafsirweb.com/37118-quran-surat-yusuf.html

Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”.(Yusuf 12:87)

Menurut Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia, Perkataan 'Ruh' diungkapkan sebagai pertolongan Allah. 

Sang ayah berkata kepada mereka, "Wahai anak-anakku! Pergilah kalian untuk mencari khabar tentang Yusuf dan saudaranya. Dan jangan pernah merasa putus asa terhadap pertolongan serta jalan keluar dari Allah kepada hamba. Orang yang merasa putus asa terhadap pertolongan Allah hanyalah orang-orang kafir, karena mereka tidak mengetahui besarnya kekuasaan Allah dan rahasia anugerah-Nya kepada hamba-hamba-Nya."

Dalam Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram), 'Ruh' diertikan sebagai rahmat Allah.

Kemudian Ya’qub berkata kepada mereka dengan penuh keyakinan kepada rahmat Allah: “Wahai anak-anakku, pergilah ke negeri Mesir untuk mencari kabar tentang Yusuf dan dua saudaranya, dan janganlah kalian berputas asa dari rahmat Allah yang luas, karena tidak ada yang berputus asa dari rahmat-Nya melainkan orang yang mendustakan Allah.”

Hal yang sama dinyatakan dalam Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakulti syari'ah Universiti Qashim - Saudi Arabia.

Ya’kub melanjutkan ucapannya: “Wahai anak-anakku, pergilah kalian ke Mesir. Carilah kabar tentang Yusuf dan saudaranya. Janganlah kalian menyerah dengan rahmat Allah dengan terus berkabung dalam kesedihan dan kegelisahan kita. Sesungguhnya tidak ada yang menyerah dengan rahmat Allah kecuali orang yang menolak anugerah, kuasa dan kelembutan Allah” Ar-Rauhu adalah setiap sesuatu yang mengguncang manusia dan sesuatu yang bisa dinikmati olehnya.

Dalam Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakulti al-Qur'an Universiti Islam Madinah, 'Ruh' diertikan sebagai jalan keluar, atau firasat tentang keberadaan seseorang. 

وَلَا تَا۟يْـَٔسُوا۟ مِن رَّوْحِ اللهِ ۖ( dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah) Yakni janganlah kalian berputus asa dari jalan keluar dan bantuan yang akan diberikan Allah. Makna dari (الروح) yakni segala yang dirasakan dan diyakini seseorang tentang keberadaan dan kedatangannya.


Ruh dengan maksud wahyu 

يُنَزِّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةَ بِٱلرُّوحِ مِنْ أَمْرِهِۦ عَلَىٰ مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦٓ أَنْ أَنذِرُوٓا۟ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱتَّقُونِ

Referensi: https://tafsirweb.com/37129-quran-surat-an-nahl.html

Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu: “Peringatkanlah olehmu sekalian, bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku”. (An-Nahl 16:02)

Dalam Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakulti al-Qur'an Universiti Islam Madinah, dijelaskan bahawa,

 يُنَزِّلُ الْمَلٰٓئِكَةَ بِالرُّوحِ مِنْ أَمْرِهِۦ (Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya) Yakni Allah menyampaikan wahyu-Nya kepada para Nabi dengan perantara para malaikat, para malaikat membawa wahyu itu kepada orang yang diistimewakan dengan kenabian tersebut.

Dalam Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H, dijelaskan maksud penamaan 'Ruh' dengan wahyu. 

Makna kata: (يُنَزِّلُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةَ بِٱلرُّوحِ) yunazzilul malaaikata birruuh : “Dia menurunkan malaikat dengan ar-ruh” yaitu wahyu, dengannya hidup seluruh jiwa, adapun Ar-Ruh dari kalangan malaikat adalah Jibril.

Pelajaran dari ayat: • Penamaan wahyu dengan ruh, karena ia menghidupkan hati, sebagaimana jasad hidup dengan ruh.

Dalam Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi, hal yang sama dinyatakan,

Wahyu disebut ruh, karena dengannya jiwa manusia hidup.


Ruh dengan maksud Malaikat Jibril

يَوْمَ يَقُومُ ٱلرُّوحُ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ صَفًّا ۖ لَّا يَتَكَلَّمُونَ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ ٱلرَّحْمَٰنُ وَقَالَ صَوَابًا

Referensi: https://tafsirweb.com/11928-quran-surat-an-naba-ayat-38.html

Dalam Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia, 'Ruh' diterjemahkan sebagai Malaikat Jibril a.s.

"Pada suatu Hari ketika Jibril dan para Malaikat berdiri berbaris, tidak ada di antara mereka yang berbicara tentang syafaat untuk seseorang kecuali bagi yang telah diizinkan oleh Allah untuk memberi syafaat, dan dia berkata lurus seperti kata tauhid."

Pada Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram), dinyatakan perkara yang sama.

"Pada hari kiamat, malaikat Jibril dan malaikat lainnya berdiri membentuk barisan; mereka tidak berbicara dan tidak memberi syafaat kecuali bagi orang yang telah mendapat izin dari Allah untuk memperoleh syafaat dan mengatakan perkataan yang benar; dan perkataan yang paling benar adalah kalimat ‘Laailaaha illaa Allah’."

Namun dalam Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakulti al-Qur'an Universiti Islam Madinah, dinukilkan juga pendapat lain yang mengatakan bahawa 'Ruh' bukanlah Jibril a.s.

 يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلٰٓئِكَةُ صَفًّا ۖ (Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf) Yakni berbaris-baris. Makna (الروح) disini adalah salah seorang malaikat, terdapat pendapat mengatakan bahwa itu adalah Jibril. Namun menurut pendapat lain ia adalah salah satu tentara Allah yang bukan dari golongan malaikat.

Namun Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H merajihkan pendapat yang mengatakan bahawa ia adalah Jibril a.s.

( يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ ) , "Kata ُالرُوْح dalam ayat ini oleh para ulama dalam pendapat yang paling kuat dan paling mendekati, bahwa yang dimaksud adalah malaikat jibril, yang di ayat lain dikatakan ( نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ ) yakni wahyu Allah yang dibawah oleh Jibril, malaikat yang paling agung. Dalam ayat ini penyebutan kata الروح yang dinisbatkan kepada jibril sebelum para malaikat lainnya adalah pengkhususan untuknya, dan para malaikat pun juga menghadap Allah dengan bershaf-shaf."


Roh Kudus dalam istilah Al-Quran

Saya tertarik dengan apa yang disampaikan dalam artikel 'Konsep Roh Suci Menurut Islam Dan Kristian'. Setelah membentangkan beberapa maksud perkataan Ruh dalam Al-Quran, beliau membawakan pandangan Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam Tafsir Al-Kabir berkenaaan beberapa pendapat ulama' tentang Ruh-Al-Qudus dalam Al-Quran. Setelah membawakan keempat pandangan yang ada, beliau menyatakan kebanyakan ulama' mentarjihkan bahawa Ruh-Al Qudus lebih tepat diertikan sebagai Malaikat Jibril. Berikut saya petik dari pembentangan tersebut. 

Walau bagaimanapun kebanyakan ulama mentarjihkan pendapat yang pertama termasuk al-Rāzī. Ini adalah berpandukan beberapa sebab: Pertama, berdasarkan kesesuaian konteks ayat. Dalam ayat tersebut, disebutkan Rūh al-Qudus sebagai yang ‘meneguhkan kebenarannya’  dan ianya difahami sebagai satu bentuk bantuan dan pertolongan yang sudah pastinya lebih sesuai dengan pemaknaannya sebagai Jibril AS. Kedua, hakikat kejadian Jibril AS yang diciptakan daripada cahaya yang bersifat rohani. Oleh itu penggunaan kalimah rūh lebih tepat merujuk kepadanya berbanding manusia mahu pun Injil yang merupakan sesuatu yang bersifat fizikal. Perkara ini diperkuatkan lagi dengan penggunaan Rūh al-Qudus dalam ayat di dalam surah al-Nahl:

Maksudnya: “Katakanlah (wahai Muhammad): al-Qur’an itu diturunkan oleh Ruh al-Quds (Jibril) dari Tuhanmu dengan cara yang sungguh layak dan berhikmah, untuk meneguhkan iman orang-orang yang beriman, dan untuk menjadi hidayah petunjuk serta berita yang mengembirakan bagi orang-orang Islam.” Al-Nahl (16): 102

Ketiga, dalam beberapa ayat lain, penggunaan kalimah rūh merujuk kepada Jibril (surah al-Shu`ara’ dan surah Maryam). Persandaran kalimah al-quds (suci) dalam ayat pula adalah kerana hakikat Jibril yang sentiasa suci daripada dosa. Penggunaan kalimah rūh (nafas yang menghidupkan) juga bertepatan dengan hakikat tugas Jibril kerana Jibril diamanahkan untuk membawa wahyu yang menghidupkan hati manusia yang mati. Oleh itu Rūh alQudus dalam al-Qur’an dilihat lebih tepat sebagai merujuk kepada malaikat Jibril.


Roh Kudus : Suatu perbandingan dengan kefahaman Kristian dan Yahudi

Dalam Islam, Rūh al-Qudus atau Holy Spirit membawa pengertian yang sama dari sudut bahasa iaitu roh suci. Meskipun menggunakan istilah yang hampir sama, namun Islam tidak mempunyai pengertian seperti mana kepercayaan Yahudi mahupun Kristian. 

Dalam pembentangan  'Konsep Roh Suci Menurut Islam Dan Kristian', Ruhul Qudus dijelaskan sebagai berikut. 

Rūh al-Qudus menurut Islam merujuk kepada Jibril iaitu salah satu malaikat yang diciptakan. Malaikat adalah makhluk ciptaan Allah SWT daripada cahaya yang berjisim halus, tinggal di langit dan boleh menyerupai pelbagai bentuk. Sebagai makhluk Allah, semestinya ia mempunyai kewajipan dan tertakluk kepada perintah Allah SWT.

Jibril dianggap sebagai makhluk istimewa yang menduduki darjat yang sangat mulia di sisi Allah SWT. Jibril merupakan salah satu daripada Ruasā’ al-Malāikah (ketua malaikat) yang empat. Mereka juga digelar sebagai al-`Uzamā’ al-Arba‘ah (empat malaikat yang agung). Mereka ialah Jibril, Mikail, Israfil dan malaikat maut. Dalam sebuah hadis ada disebutkan bahawa Rasulullah SAW bersabda, “Makhluk yang paling akrab dengan Allah SWT ialah Jibril, Mikail dan Israfil.” Dalam riwayat lain apabila ditanyakan kepada Jibril siapakah makhluk yang paling hampir di sisi Allah SWT Jibril menjawab “Makhluk yang paling hampir ialah Jibril, Mikail, Israfil dan malaikat maut.”

Jibril mempunyai sifat-sifat keagungan seperti mempunyai kekuatan yang luarbiasa, rupa paras yang agung, ditaati di kalangan para penghuni langit dan bersifat amanah. Tugas utama Jibril adalah untuk menyampaikan wahyu daripada Allah kepada para rasul,  di samping memimpin para malaikat dalam Perang Badar, menurunkan azab kepada pengingkar arahan Tuhan, berurusan dengan doa dan permintaan manusia dan lainlain. Meskipun disifatkan dengan pelbagai sifat keagungan, Islam menganggap Jibril termasuk dalam hamba Allah yang mempunyai kewajipan dan tanggungjawab terhadapNya. Ia sama sekali tidak mencapai darjat ketuhanan bahkan ia adalah makhluk yang sentiasa taat beribadah kepada Allah SWT dan akan dimatikan apabila sampai masanya kelak.

Dengan huraian diatas, kita jelas bahawasanya Ruhul Qudus dalam pandangan Islam adalah suatu personafikasi / peribadi yang mempunyai fikiran, kehendak dan emosi tersendiri. Jibril a.s bukanlah suatu bentuk 'kuasa' atau 'tenaga' semata-mata. Namun, kita maklum bahawasanya segala atribut yang ada pada malaikat Jibril a.s adalah tetap termasuk dalam kategori makhluk. Jibril a.s tidak mempunyai apa-apa sifat ilahi. 



1) KONSEP ROH SUCI MENURUT ISLAM DAN KRISTIAN - Adam Badhrulhisham & Khadijah Mohd Khambali@Hambali, University College of Islam Melaka. 78200. Melaka.
Malaysia. Department of `Aqidah & Islamic Thought. Academy of
Islamic Studies. University of Malaya. 

Wednesday, June 9, 2021

Roh Kudus : Suatu perbandingan dari tiga agama (1)



ROH KUDUS : SUATU PERBANDINGAN ANTARA TIGA AGAMA


Dalam ajaran Kristian, Roh Kudus dikenali sebagai peribadi ketiga dalam kepercayaan tritunggal. Ia mempunyai kedudukan yang sejajar dengan Tuhan Bapa dan Yesus. Maka, perbincangan tentang Roh Kudus juga merupakan subjek penting dalam kajian Kristologi kerana kedudukannya dalam doktrin tritunggal. 

Dalam perbincangan kali ini, saya akan menerangkan definisi Roh Kudus berdasarkan dari perspektif Yahudi, Kristian dan Islam. Perbincangan ini amat penting kerana ketiga-tiga agama menggunakan istilah yang hampir serupa. 


Apakah Roh Kudus itu? 

Roh Kudus mempunyai beberapa definisi bergantung kepada kepercayaan agama masing-masing. Dalam perspektif agama Yahudi, Roh Kudus dinyatakan sebagai: 

In Judaism, the Holy Spirit (Hebrew: רוח הקודש‎, ruach ha-kodesh) refers to the divine force, quality, and influence of God over the universe or over God's creatures, in given contexts. 

The term ruach haqodesh is found frequently in talmudic and midrashic literature. In some cases it signifies prophetic inspiration, while in others it is used as a hypostatization or a metonym for God. The rabbinical understanding of the Holy Spirit has a certain degree of personification, but it remains, "a quality belonging to God, one of his attributes" (1) (Wikipedia - Holy Spirit in Judaism). 

Dengan penjelasan ini kita dapat lihat bahawa Yahudi memahami Roh Kudus sebagai kekuatan Ilahi yang dapat memberi pengaruh terhadap alam semesta dan makhlukNya dalam konteks tertentu. 

Berikut pula saya petik pengertian Roh Kudus dalam laman Katolisitas.org (2).

Kata “Roh Kudus”, Holy Spirit, berasal dari bahasa Latin, spiritus, artinya nafas, yang berhubungan dengan kehidupan. Roh Kudus adalah Roh Allah yang memberikan kehidupan (lih. Rm 8:13) yang berasal dari Allah Bapa dan Putra. Roh Kudus adalah Pribadi ketiga dari Tritunggal Maha Kudus, yang hakikat-Nya sama dengan Allah Bapa dan Allah Putra.[Sinoda XI di Toledo 675: DS 527, dikutip dalam KGK 245.] Kesamaan hakikat antara Allah Bapa Putra dan Roh Kudus nampak pada perkataan Yesus kepada para murid-Nya tentang Baptisan, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus…” (Mat 28:19). 

Syahadat panjang Nicea-Konstantinopel menyatakan:

“Aku percaya akan Roh Kudus, Ia Tuhan yang menghidupkan; Ia berasal dari Bapa dan Putra, yang serta Bapa dan Putra, disembah dan dimuliakan; Ia bersabda dengan perantaraan para nabi.”

Roh Kudus berasal dari Allah Bapa dan Putra, namun tidak berarti bahwa Roh Kudus baru ada kemudian setelah Bapa dan Putra. Roh Kudus telah ada sejak kekekalan, sebagaimana kehangatan terhadap api, yang ada dan berasal di saat yang sama. Sebab Allah Bapa dan Putra itu kekal, maka Roh Kudus itu pun kekal. Roh Kudus adalah kasih timbal balik antara Bapa dan Putra. Demikian sempurnanya kasih pemberian diri ini, sehingga bukan merupakan perasaan saja tetapi  adalah Pribadi Allah sendiri. Ia lah Roh Kudus.

Manakala dalam laman Gotquestions.org (3) dinyatakan, 

Terdapat banyak salah faham mengenai identiti Roh Kudus. Ada orang yang menganggap Roh Kudus sebagai kuasa mistik. Ada pula orang yang menganggap Roh Kudus sebagai kuasa Tuhan yang boleh diperolehi oleh orang yang percaya kepada Kristus. Apa yang dikatakan oleh Kitab Injil mengenai identiti Roh Kudus? Secara ringkas, Kitab Injil mengatakan bahawa Roh Kudus ialah Tuhan. Kitab Injil juga mengatakan bahawa Roh Kudus mempunyai Pendirian, suatu Kewujudan yang mempunyai fikiran, emosi dan niat.

Walaubagaimanapun sekte Jehovah Witness mempunyai pandangan yang berbeza tentang Roh Kudus. Meskipun mereka adalah aliran pecahan dari Kristian, namun mereka mempunyai pandangan yang sama dengan penganut Yahudi. Dalam laman Jw.org (4) dinyatakan, 

Roh kudus adalah kuasa Allah yang sedang bekerja, tenaga aktif-Nya. (Mikha 3:8; Lukas 1:35) Allah mengirimkan roh-Nya dengan cara menyalurkan tenaga-Nya ke mana saja untuk melaksanakan kehendak-Nya.​—Mazmur 104:30; 139:7.

Dalam Alkitab, kata ”roh” diterjemahkan dari kata Ibrani ruʹakh dan kata Yunani pneuʹma. Sering kali, kata-kata itu memaksudkan tenaga aktif Allah, atau roh kudus. (Kejadian 1:2) Tapi, Alkitab juga menggunakan kata-kata itu untuk memaksudkan:

Napas.​—Habakuk 2:​19; Penyingkapan (Wahyu) 13:15.

Angin.​—Kejadian 8:1; Yohanes 3:8.

Daya, atau penggerak, kehidupan dalam makhluk hidup.​—Ayub 34:14, 15.

Sikap atau sifat seseorang.​—Bilangan 14:24.

Pribadi roh, termasuk Allah dan malaikat.​—1 Raja 22:21; Yohanes 4:​24.

Semua hal di atas punya kemiripan, yaitu sesuatu yang tidak kelihatan yang bisa menghasilkan sesuatu yang kelihatan. Demikian juga, roh Allah, ”seperti angin, tidak kelihatan, nonmateri dan penuh kuasa”.​—An Expository Dictionary of New Testament Words, oleh W.E. Vine.

Alkitab juga menyebut roh kudus Allah sebagai ”tangan” atau ”jari” Allah. (Mazmur 8:3; 19:1; Lukas 11:20; bandingkan Matius 12:28.) Sama seperti seorang perajin menggunakan tangan dan jarinya untuk bekerja, Allah menggunakan roh kudus-Nya untuk menghasilkan:

Alam semesta.​—Mazmur 33:6; Yesaya 66:​1, 2.

Alkitab.​—2 Petrus 1:​20, 21.

Mukjizat yang dilakukan hamba-hamba-Nya zaman dahulu dan penginjilan mereka yang bersemangat.​—Lukas 4:​18; Kisah 1:8; 1 Korintus 12:​4-​11.

Sifat-sifat baik yang diperlihatkan orang yang taat kepada-Nya.​—Galatia 5:​22, 23.


Roh kudus : Perbezaan antara Kristian dan Yahudi

Sebenarnya terdapat perbezaan antara kepercayaan agama Yahudi terhadap Roh Kudus dibandingkan agama Kristian secara amnya. Dalam agama Kristian, Roh Kudus adalah peribadi ketiga dalam doktrin ketuhanan tritunggal. Berbeza dengan agama Yahudi, mereka menganggap Roh Kudus adalah kekuatan Ilahi yang merupakan sifatNya yang Maha Berkuasa.  

Disini saya petik beberapa penjelasan dari laman web Kristian berkenaan kepercayaan golongan mereka terhadap Roh Kudus. Umpamanya, dalam laman Rubrikkristen.com (5) dinyatakan :  

'Keilahian Roh Kudus, yakni bahawa Roh Kudus adalah Allah, adalah suatu doktrin atau ajaran yang sangat penting dalam iman Kristen. 

Bagi orang kristen, Roh Kudus adalah Allah, yang Ilahi. Roh Kudus bukan hanya suatu kuasa, suasana, atau pengaruh yang tidak berpribadi. Roh Kudus itu adalah suatu pribadi. Dan Dia adalah Pribadi yang Ilahi. Pribadi ketiga dari Allah Tritunggal. 

Sebab memang AlKitab sendiri yang mengajarkan bahawa Roh Kudus adalah Allah, pribadi ketiga dari Allah tritunggal, selain Allah Bapa dan Allah Anak (Yesus Kristus).

Jadi ajaran tentang keilahian Roh Kudus, bahawa Roh Kudus adalah Allah, bukanlah ajaran manusia, yang diciptakan oleh para rasul atau gereja mula-mula, keilahian Roh Kudus adalah ajaran Alkitab sendiri.'

Artikel itu kemudian melanjutkan, 

'Sejatinya ajaran tentang keilahian Roh Kudus sudah muncul bahkan di Perjanjian Lama, walau baru pada zaman Perjanjian Baru hal itu menjadi semakin jelas. 

Melalui istilah 'Roh Allah' kita dapat mengetahui bahawa Roh Kudus sudah hadir di Perjanjian Lama, sekalipun istilah itu baru dapat kita pahami dalam konsep Perjanjian Baru yang menunjuk pada pribadi Roh Kudus. 

Dalam laman Gotquestions.org, disenaraikan beberapa ayat yang menyatakan kepribadian Roh Kudus, 

Kita ketahui bahawa Roh Kudus adalah Bersendirian kerana Dia mempunyai fikiran, emosi dan tekad. Roh Kudus berfikir dan mengetahui (1 Korintus 2:10). Roh Kudus boleh dipisahkan (Efesus 4:30). Roh Kudus membuat rayuan bagi pihak kita (Roma 8:26-27). Roh Kudus membuat keputusan mengikut kehendaknya sendiri (1 Korintus 12:7-11). Roh Kudus ialah Tuhan, Orang Ketiga dalam Triniti. Seperti Tuhan, Roh Kudus boleh berfungsi sebagai Penasihat dan Pembawa ketenangan yang dijanjikan oleh Yesus (Yohanes 14:16,26; 15:26).

Namun sebaliknya bagi penganut Yahudi, Roh Kudus bukanlah suatu peribadi tersendiri. Berikut penjelasan yang saya dapati dari Rabbi Tovia Singer, pengasas Outreach Judasim.

Mengikut Rabbi Tovia Singer (6), Roh kudus dalam Perjanjian Baru mempunyai konsep yang sama dengan Perjanjian Lama hanya saja Kristian yang belakangan cuba menjadikan ia sebagai terpisah dari Tuhan. 

"Roh Kudus tidak terpisah dari Tuhan. Ia sangat bergantung kepada kemampuan kita untuk menangkap dan menerima Roh Kudus dari Tuhan. Keberadaan Tuhan (dalam erti maknawi - bukan hakiki) sangat bergantung sejauhmana kita menerima Tuhan dalam diri kita. Apabila kita menerima Tuhan dalam hidup kita, Roh Kudus akan ada pada diri kita. Roh kudus adalah kehadiran Tuhan yang dinamik dan ia tidak terpisah dari Tuhan. Umapamanya dalam Mazmur 51:11 disebutkan,

Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! (Mazmur 51:11)

Menurut beliau, hukum fizikal juga tidak terpakai dalam menghuraikan keberadaan Roh kudus, dimana ia bukanlah sesuatu objek yang berbentuk fizikal dan mengambil hukum fizik. Apabila Roh kudus berada dalam diri kita, ia bermakna darjat kita telah diangkat oleh Tuhan dan kita sedang berkhidmat kepadaNya. 

Beliau mengumpamakan Roh Kudus seperti gelombang dimana radio atau televisyen menangkap gelombang tersebut dan menukarkannya kepada bunyi yang kita dengar atau gambar yang kita lihat. Roh Kudus secara spesifik merupakan kehadiran Tuhan dalam sistem pancaindera kita (minda, pendengaran dan penglihatan). Selama sistem pancaindera kita dipenuhi Roh Kudus, maka kita dapat menerima dan memproses segala input yang diterima oleh Roh Kudus itu tadi.  

Dengan penjelasan ini kita dapati Roh kudus dalam pemahaman Yahudi bukanlah wujud Tuhan yang lain. Istilah 'peribadi' bukanlah suatu istilah yang wujud dalam naskhah Perjanjian Lama. Ia hanyalah istilah yang digunakan oleh kristian 'profesional'. Menurut Rabbi Tovia Singer, tidak wujud lansung istilah 'peribadi' didalam kitab suci. 

Beliau menegaskan, tiada dikalangan bapa gereja yang awal percaya bahawa Roh Kudus adalah peribadi yang terpisah dari Tuhan Bapa, namun katanya bapa gereja terkemudian cuba menjadikannya sebagai entiti tersendiri yang terpisah dari Tuhan Bapa.

Dalam artikel 'Konsep Roh Suci Menurut Islam Dan Kristian' (7), hal yang serupa ditegaskan: 

Peringkat pertama ialah zaman Perjanjian Lama. Ketika ini Bani Israel tidak membezakan antara tuhan dengan roh tuhan. Mereka akan menggelar segala kuasa tuhan sebagai ruach dan segala perbuatan tuhan disandarkan kepada ruach. Perkataan ruach juga kadangkala dimaksudkan sebagai angin yang menciptakan (Genesis 8:1).

Pendek kata segala kuasa tuhan yang bukan sahaja mematikan dan memusnahkan malah menghidupkan akan disebut sebagai ruach. Namun, Tuhan menjanjikan bahawa akan tiba masa apabila semua tuhan akan melimpahkan roh tuhan ke atas hamba-hambaNya (Ezekial 36:27). Bani Israel ketika ini memahami bahawa roh tuhan yang dimaksudkan adalah satu entiti lain yang terasing daripada tuhan, bukan tuhan sendiri.

Hal yang hampir sama dianut oleh sekte Jehovah Witness meskipun mereka adalah pecahan dari aliran Kristian. Ketika menyebut tentang bantahan kepada aliran tradisional Kristian yang menganggap Roh Kudus adalah peribadi yang tersendiri, mereka menyatakan, 

Dengan menyebut roh Allah sebagai ”tangan”, ”jari”, atau ”napas” Allah, Alkitab menunjukkan bahwa roh kudus bukan suatu pribadi. (Keluaran 15:​8, 10) Tangan seorang perajin tidak bisa bekerja sendiri tanpa pikiran dan tubuhnya; begitu juga, roh kudus Allah hanya bisa bekerja jika Ia mengendalikannya. (Lukas 11:13) Alkitab juga mengibaratkan roh Allah dengan air dan menyebutkannya bersama hal-hal seperti iman dan pengetahuan. Semua perbandingan ini menunjukkan bahwa roh kudus bukanlah suatu pribadi.​—Yesaya 44:3; Kisah 6:5; 2 Korintus 6:6.

Alkitab memberitahukan nama Allah Yehuwa dan Putra-Nya, Yesus Kristus; tapi, nama roh kudus sama sekali tidak ada. (Yesaya 42:8; Lukas 1:​31) Sewaktu Stefanus, seorang martir Kristen, secara mukjizat mendapat penglihatan tentang surga, ia hanya melihat dua pribadi, bukan tiga. Alkitab mengatakan, ”Stefanus, yang penuh dengan roh kudus, menatap ke langit dan terlihatlah kemuliaan Allah dan Yesus yang berdiri di sebelah kanan Allah.” (Kisah 7:​55) Roh kudus adalah kuasa Allah yang bekerja, yang membuat Stefanus bisa menyaksikan penglihatan itu.



Rujukan : 
1) Wikipedia - Holy Spirit in Judaism
2) Siapakah Roh Kudus - Katolisitas.org
3) Siapakah Roh Kudus - Gotquestions.org
4) Apa Roh Kudus Itu? - JW.org
5) 10 Bukti Al-Kitab Bahawa Roh Kudus Adalah Allah - Rubikkristen.com
6) Judaism vs. Christianity on the Holy Spirit — Rabbi Tovia Singer Explores the Origins of the Trinity
7) KONSEP ROH SUCI MENURUT ISLAM DAN KRISTIAN - Adam Badhrulhisham & Khadijah Mohd Khambali@Hambali, University College of Islam Melaka. 78200. Melaka.
Malaysia. Department of `Aqidah & Islamic Thought. Academy of
Islamic Studies. University of Malaya.